Selasa, 25 Agustus 2015

Parade Tauhid

Parade Tauhid, Senayan - Bunderan HI - Senayan, Jakarta



Ikutan Parade Tauhid di 16/08/2015. Berjalan kaki dengan rute Senayan – Bunderan HI – Senayan. Syahdu terasa, meski panas menerpa. Banyak kesan mengasah jiwa dari larutnya ratusan ribu manusia. Fenomena bunga di tengah terpuruknya mental bangsa.
Hal pertama yang membuat saya salut adalah adanya tim relawan pembersih sampah yang giat memungut sampah dari lokasi parade. Satu hal yang sangat bijak. Sehingga lokasi bersih kembali setelah dilewati parade.

Dari sejak awal panitia sudah menganjurkan untuk membawa air minum, karena ditakutkan para peserta dehidrasi karena panas matahari. Ternyata di jalan banyak relawan yang menawarkan air minum gratis. Yang ini adalah kerja relawan, sama sekali tidak diatur oleh panitia.

Suasana guyup, rukun sangat terasa di parade kali ini. FPI diwakili oleh banyak cabang mereka. Dari Jawa Tengah, Makassar, bahkan Papua. FUI juga menurunkan cabang-cabang mereka. Ada juga Majlis Taklim Syafiiyah, ada Majlis Mujahidin, Laskar Mujahidin, Az Zikra nya Arifin Ilham, Hasmi, Muhammadiyah dan banyak lagi yang lain. Begitu banyak bendera berkibar. Baik merah putih Indonesia, maupun bendera hizbiyah yang mengusung kelompok masing-masing. Tidak ada saling iri. Meski pun semua membawa bendera kelompok, mereka tetap saling bekerja sama. Pakaian pun serba berbeda. Terbanyak adalah putih-putih, tapi ada juga yang hijau daun, ada yang hitam pekat, ibu-ibu pengajian dengan pakaian warna-warni, anak-anak pesantren dengan pakaian seragam mereka.

Beberapa kelompok membawa gendering, rebana, maupun alat musik lain. Mereka menyanyikan lagu-lagu pujian, baik kepada Allah swt maupun kepada Nabi Muhammad saw. Tua muda, bapak-bapak maupun ibu-ibu, anak-anak dan remaja. Semua tumpah ruah bergembira di Parade Tauhid. Menggemakan takbir dan syahadat, di samping merayakan kemerdekaan Indonesia.

Spanduk sepanjang tiga kilometer bertuliskan dua kalimat syahadat diusung oleh peserta. Semua saling bergotong royong membentangkan spanduk selama empat jam perjalanan dari jam 7:30 pagi sampai 11:30. Setiap kali bagian spanduk akan menyentuh tanah, orang-orang berteriak bersama: “Tarik, awas pertahankan jangan sampai menyentuh tanah.” Seakan semua sepakat bahwa kalimat tauhid ini tidak boleh menyentuh tanah. Tidak ada dalil yang dipakai. Tidak ada kajian fikih sebelumnya untuk membahas apakah kain bertuliskan kalimat syahadat boleh menyentuh tanah. Tapi semua sepakat akan hal itu. Alangkah mengharukan sekaligus melegakan dan membahagiakan ketika melihat umat dapat bersatu dalam kalimat tauhid.

Banyak juga yang memakai kesempatan ini untuk selfie, baik sendiri maupun rame-rame. Jika sudah lelah berjalan, peserta duduk-duduk di pinggir jalan. Ketika rombongan ibu-ibu melewati rombongan bapak-bapak yang sedang duduk istirahat, salah seorang bapak langsung berdiri dan menyemangati teman-temannya: “Ayo jalan lagi. Masak dilewatin ibu-ibu. Malu dong kita…”. Dan mereka berdiri serta mulai berjalan lagi. Rupanya kalimat itu cukup menggugah harga diri mereka. Peristiwa ini kontan menerbitkan senyum para peserta lain.

Poster-posterpun tidak ketinggalan diarak sepanjang parade. Terbanyak adalah poster TAUHID ITU. Beberapa di antaranya:
-          Tauhid itu pergi haji
-          Tauhid itu menjaga ketertiban
-          Tauhid itu top banget
-          Tauhid itu tidak mencela
-          Tauhid itu menjaga kebersihan
-          Tauhid itu jago ngaji
-          Tauhid itu tidak liberalis
-          Tauhid itu cinta sahabat Nabi
-          Tauhid itu bukan teroris
-          Tauhid itu kaffah bukan rajah
-          Tauhid itu memilih pemimpin bertauhid
-          Tauhid itu tidak rasialis
-          Tauhid itu menegakkan shalat
-          Tauhid itu anti komunis
-          Tauhid itu tidak mengumpat
Yang paling saya suka:
-          Tauhid itu setia kepada pasangan

Polisi dan ABRI mengawal di sepanjang perjalanan. Mereka sangat simpatik dan bersahabat. Menurut keterangan, ada sebanyak 3600 personil dikerahkan. Tidak ada kerusuhan sama sekali sepanjang parade. Untuk sebuah kegiatan, ini bisa dikatakan berhasil luar biasa. Parade sangat rapih, teratur, santun, tapi dapat menunjukkan kepada dunia sisi lain dari Islam. Tidak seperti yang Barat tuduhkan bahwa Islam itu identik dengan kekerasan dan terorisme. Parade Tauhid kali ini sangat bertolak belakang dengan tuduhan barat tersebut.

Bukankah Islam itu dari kata salam yang berarti damai?

Jakarta, Agustus 2015

Iklan Shampoo

Akhir-akhir ini banyak kejadian memprihatinkan yang menunjukkan Islam terpuruk di bumi Indonesia. Saya ingin bercerita hal yang positif.

Kemarin pagi (16/08/2015) untuk ke Senayan ikut Parade Tauhid saya naik kereta commuter line. Gerbong pertama khusus wanita. Yang menarik perhatian saya adalah adanya iklan besar shampo Sunsilk di luar gerbong. Bunyinya kira-kira: "Siap beraktifitas dengan rambut bersih dan sehat di balik hijabmu". Dan foto gadis cantik berkerudung.

Melihat iklan itu saya sangat tertarik. Bukan, bukan tertarik dengan model cantiknya. Tapi dengan kemajuan yang dicapai dakwah Islam di Indonesia.

Iklan shampo biasanya menampilkan rambut indah panjang berkilau. Atau bahkan wanita yang sedang keramas dengan setengah badan telanjang. Nah, iklan ini berbeda. Tidak kelihatan rambut indah maupun setengah badan wanita. Memang masih memakai wanita cantik sebagai model. Tapi sudah dengan hijab syar'i yang menutupi rambut dan seluruh badan. Sumpah, baru kali ini melihat iklan shampo yang tidak menampilkan rambut!

Berkali-kali hamdalah terucap. Hati ini diliputi kegembiraan meluap. Inilah negeri yang aku idamkan. Bahkan iklan pun menghormati Islam.

Para artis yang Islami, terutama para hijaber banyak berpengaruh di sini. Hijab mereka tidak menghalangi aktifitas. Jika menjadi model iklan shampo saja bisa, peran apa lagi yang tidak bisa dimainkan mereka?
Kami masih menunggu iklan lain menjadi lebih Islami. Misal, bisakah iklan sabun mandi tanpa ada adegan mandi?

Jakarta, Agustus 2015